Nabi Yusuf dan Manajemen Ekonomi Mesir: Inspirasi Quranicpreneur

Penulis: Irfan Soleh


Pengajian tafsir Al-Qur’an rutin setiap ba’da magrib di Pesantren Raudhatul Irfan berupaya menghadirkan hikmah baru yang bisa dikaitkan dengan kehidupan nyata. Pada edisi tanggal 22 September 2025 ini, kajian difokuskan pada Surah Yusuf, khususnya tentang bagaimana Nabi Yusuf mengelola ekonomi Mesir ketika menghadapi masa subur dan masa paceklik. Kisah ini bukan hanya cerita sejarah, melainkan pelajaran berharga tentang manajemen, kepemimpinan, dan entrepreneurship Qur’ani. Pertanyaannya, bagaimana mungkin kisah ribuan tahun lalu itu bisa menjadi panduan ekonomi dan bisnis untuk umat Islam di masa kini?


Kisah bermula ketika Raja Mesir bermimpi tentang tujuh sapi gemuk yang dimakan oleh tujuh sapi kurus dan tujuh bulir gandum hijau serta tujuh bulir gandum kering. Para penasehat kerajaan tidak mampu menafsirkannya. Yusuf yang masih berada di penjara dipanggil untuk memberikan penjelasan. Dengan izin Allah, ia berkata:


قَالَ تُزۡرَعُونَ سَبۡعَ سِنِينَ دَأَبٗاۖ فَمَا حَصَدتُّمۡ فَذَرُوهُ فِي سُنبُلِهِۦٓ إِلَّا قَلِيلٗا مِّمَّا تَأۡكُلُونَ ٤٧


“Yusuf berkata: ‘Kamu bercocok tanam tujuh tahun berturut-turut sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di bulirnya, kecuali sedikit untuk kamu makan.’” (QS. Yusuf: 47)


Inilah awal dari sebuah strategi besar. Yusuf tidak hanya menafsirkan mimpi, tetapi juga memberikan solusi nyata: membangun cadangan pangan dengan cara menyimpan gandum dalam bulirnya agar lebih tahan lama. Strategi ini menunjukkan kemampuan manajemen krisis dan inovasi yang visioner.


Yusuf kemudian menambahkan penjelasannya:


ثُمَّ يَأۡتِي مِنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ سَبۡعٞ شِدَادٞ يَأۡكُلۡنَ مَا قَدَّمۡتُّمۡ لَهُنَّ إِلَّا قَلِيلٗا مِّمَّا تُحۡصِنُونَ ٤٨


“Kemudian setelah itu akan datang tujuh tahun yang sangat sulit, yang akan menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya, kecuali sedikit dari apa yang kamu simpan.” (QS. Yusuf: 48)


ثُمَّ يَأۡتِي مِنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ عَامٞ فِيهِ يُغَاثُ ٱلنَّاسُ وَفِيهِ يَعۡصِرُونَ ٤٩


“Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan dengan cukup dan pada masa itu mereka memeras (anggur dan minyak).” (QS. Yusuf: 49)

Ayat-ayat ini menggambarkan pola manajemen yang terencana: masa surplus harus dimanfaatkan untuk menyimpan cadangan, masa krisis dihadapi dengan menggunakan cadangan tersebut, lalu setelahnya akan ada masa pemulihan. Prinsip ini merupakan dasar penting dalam ekonomi modern: keberlanjutan, manajemen aset, dan kesiapan menghadapi krisis.


Kagum akan kebijaksanaan Yusuf, Raja Mesir pun ingin mempercayakan urusan negara kepadanya. Yusuf dengan penuh keyakinan menyatakan kesediaannya:


قَالَ ٱجۡعَلۡنِي عَلَىٰ خَزَآئِنِ ٱلۡأَرۡضِۖ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٞ ٥٥


“Yusuf berkata: ‘Jadikanlah aku bendahara negeri (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga (amanah) lagi berpengetahuan (kompeten).’” (QS. Yusuf: 55)


Pernyataan ini menegaskan dua prinsip utama kepemimpinan dalam ekonomi dan bisnis: kejujuran serta keahlian. Tanpa amanah, harta akan disalahgunakan. Tanpa ilmu, harta akan disia-siakan. Dengan keduanya, Yusuf berhasil menyelamatkan Mesir dari bencana kelaparan dan bahkan menolong negeri-negeri di sekitarnya.


Kebijakan yang diterapkan Yusuf sangat relevan dengan dunia modern. Dalam konteks bisnis, seorang entrepreneur harus berani berpikir jauh ke depan, menyiapkan strategi menghadapi risiko, dan tidak terjebak pada keuntungan instan. Yusuf mengajarkan bahwa keberhasilan sejati bukanlah menimbun harta untuk diri sendiri, melainkan mendistribusikannya agar memberi manfaat luas bagi masyarakat.


Kisah Nabi Yusuf menjadi inspirasi abadi bahwa entrepreneurship Qur’ani adalah perpaduan antara visi yang jauh ke depan, inovasi yang cerdas, kejujuran yang kokoh, dan kepedulian pada kemaslahatan umat. Dari seorang tawanan penjara, Yusuf naik menjadi bendahara negara. Dari kesulitan ia melahirkan solusi, dan dari krisis ia membangun peradaban. Itulah esensi seorang quranicpreneur sejati.



Pesantren Raudhatul Irfan, 22 September 2025