Karya Ilmiah Remaja (KIR)


Disusun Untuk Memenuhi Projek Akhir Kelas 9

Pada Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu

Irfani Quranicpreneur Bilingual School






  

Daftar Kelompok Penyusun:

 

No.

Nama

NISN

1.

Ahmad Rafi Kamil Intishor

3109448777

2.

Daniyel Libaisy Safaraz M

0101093133

3.

Muhamad Parid Al Faqih

3094549104

4.

Muhamad Yusril Afkar

0108748317

  

SMPIT IRFANI QURANICPRENEUR BILINGUAL SCHOOL

YAYASAN RAUDHATUL IRFAN AL IQTISHADI

CIAMIS, JAWA BARAT
2025




DAFTAR ISI

 

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................  i

DAFTAR ISI ........................................................................................................  ii

KATA PENGANTAR .........................................................................................  iii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................  1

1.1 Latar Belakang Penelitian ...............................................................................  1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................   2 

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................  

BAB II KANJIAN TEORI ...................................................................................   3

2.1 Budidaya Ikan ..............................................................................................     3

2.2       Jenis Media Budidaya Ikan ......................................................................   3

2.3 Perbedaan Sistem Kolam Konvesional dan Kolam Bioflok  ........................    6  

2.4       Pembuatan Kolam Bioflok ......................................................................   7

2.5       Keistimewaan Sistem Bioflok  ................................................................   8

2.6       Fungsi dan Cara Kerja Aerator ................................................................   8

BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................  10

3.1 Metode yang Digunakan ...............................................................................  10

3.2  Sumber Data .................................................................................................  11

3.3 Alat Pengumpulan Data ................................................................................  11

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................  13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................  14

4.1 Hasil Penelitian  ............................................................................................  14

4.1.1 Wawancara Terkait Komponen-Komponen Aerator pada Sistem Bioflok  

di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis ..................................................................  15

4.1.2 Wawancara Terkait Cara Kerja dan Fungsi Aerator Bioflok di Pesantren

Raudhatul Irfan Ciamis .......................................................................................  16

4.1.3 Wawancara Terkait Bagaimana Peran Aerator Pada Aerasi Sehingga Menjaga Ekosistem Bioflok pada Bioflok di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis ....................................................................................................................  18

4.2 Pembahasan ..................................................................................................  20

4.2.1 Pembahsan Terkait Komponen-Komponen Aerator pada Bioflok di

Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis ......................................................................  21

4.2.2 Pembahasan Terkait Cara Kerja dan Fungsi Aerator Bioflok Di Pesantren

Raudhatul Irfan Ciamis ......................................................................................  22

4.2.3 Pembahasan Terkait Peran Aerator Pada Aerasi Sehingga Menjaga

Ekosistem Bioflok Pada Bioflok di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis ……….  23

BAB V KESIMPULAN .....................................................................................  24

LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................26 



KATA PENGANTAR

 

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul "Analisis Pengaruh Pengadukan Aerasi Pada Keseimbangan Ekosistem Bioflok" ini dengan baik.

Karya tulis ini disusun sebagai salah satu tugas akhir kelas 9 di SMPIT Irfani QBS. Kami menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, penyusunan karya ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

           Ibu Imas Siti Sa’adah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah, yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan fasilitas dalam proses penyusunan karya tulis ini.

           Mr Heri Siswanto, S.M., M.M., selaku pembimbing, yang dengan penuh kesabaran dan ketulusan telah memberikan arahan, koreksi, serta motivasi selama proses penyusunan karya tulis ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan karya ini.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat dan menjadi kontribusi positif bagi pembaca serta pengembangan ilmu pengetahuan.

Ciamis, April 2025

Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

 

1.1       Latar Belakang Penelitian

Budi daya ikan di Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian negara, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi besar dalam sektor perikanan. Seiring dengan berkembangnya teknologi, budi daya ikan di Indonesia telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, baik itu untuk kebutuhan konsumsi domestik maupun ekspor. Beberapa komoditas unggulan dalam budi daya ikan di Indonesia antara lain ikan nila, lele, dan tambak udang (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2023).

Namun, meskipun potensi yang besar, sektor budi daya ikan di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan kualitas air, penyakit ikan, dan minimnya akses terhadap teknologi yang lebih modern. Banyak petani ikan yang masih bergantung pada cara-cara tradisional yang rentan terhadap kerugian akibat cuaca buruk atau serangan penyakit. Selain itu, dalam beberapa kasus, ada masalah dengan pengelolaan yang kurang efisien dan dampak lingkungan dari kegiatan budi daya ikan, seperti kerusakan ekosistem perairan (FAO, 2022).

Di sisi lain, dengan semakin banyaknya minat masyarakat terhadap konsumsi ikan yang bergizi dan ramah lingkungan, peluang untuk mengembangkan budi daya ikan yang berkelanjutan sangat besar. Program-program pelatihan dan pendampingan bagi petani ikan, serta peningkatan riset dan pengembangan dalam sektor ini, diharapkan dapat membantu mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Dengan demikian, sektor budi daya ikan di Indonesia memiliki potensi untuk berkembang lebih baik jika dikelola dengan baik.

Selain itu masalah yang cukup signifikan yaitu keterbatasan teknologi dan pengetahuan dalam budi daya ikan. Banyak petani ikan yang masih mengandalkan metode tradisional dalam beternak ikan, yang sering kali tidak efisien dan rentan terhadap kerugian. Selain itu, kurangnya pelatihan dan pembinaan bagi petani ikan di daerah terpencil membuat mereka tidak memiliki akses ke teknologi baru yang dapat meningkatkan hasil dan keberlanjutan usaha budi daya. Untuk itu, penting adanya program pendampingan, pelatihan, serta penyuluhan agar petani ikan dapat mengadopsi metode budi daya yang lebih ramah lingkungan dan menguntungkan secara ekonomi. Salah satunya adalah dengan sitem bioflok.

Bioflok adalah sistem budidaya akuakultur      yang    menggunakan mikroorganisme untuk mengolah limbah organik dalam air, menjadikannya sebagai solusi atas berbagai masalah yang sering dihadapi dalam budidaya perikanan dan udang. Dalam sistem ini, mikroorganisme seperti bakteri, plankton, dan alga berkembang biak dalam kolam untuk menguraikan sisa pakan dan kotoran yang dihasilkan oleh organisme yang dibudidayakan. Limbah organik tersebut diubah menjadi senyawa yang berguna, yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami oleh ikan atau udang (Crab et al., 2021; Hargreaves, 2022). Hal ini mengurangi ketergantungan pada pakan buatan yang mahal, sekaligus mengurangi pencemaran air dan memperbaiki kualitas lingkungan kolam secara keseluruhan (Avnimelech, 2021).

Selain itu, bioflok juga berfungsi sebagai solusi untuk masalah pengelolaan kualitas air dalam akuakultur. Dalam sistem ini, mikroorganisme mengurangi kandungan amonia dan nitrit yang dapat berbahaya bagi ikan dan udang, serta meningkatkan kadar oksigen dalam air. Dengan demikian, bioflok membantu menjaga kestabilan ekosistem kolam, mengurangi resiko penyakit, dan meningkatkan hasil produksi secara berkelanjutan. Keunggulan lainnya adalah efisiensi penggunaan lahan karena sistem ini memungkinkan budidaya ikan atau udang dalam ruang yang lebih terbatas, sehingga dapat diterapkan di berbagai jenis lokasi dan mendukung produksi perikanan yang ramah lingkungan. Dalam sistem ini yang paling terlihat adalah pada penerapan aerator sebagai alat aerasi.

Aerator atau alat aerasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam sistem bioflok, karena berfungsi untuk memastikan ketersediaan oksigen terlarut yang cukup di dalam air. Oksigen ini tidak hanya diperlukan oleh ikan atau udang yang dibudidayakan, tetapi juga oleh mikroorganisme yang membentuk bioflok. Mikroorganisme ini menguraikan limbah organik dalam kolam, seperti sisa pakan dan kotoran, menjadi senyawa yang berguna bagi organisme budidaya (Ekasari et al., 2022). Tanpa aerator yang efektif, kualitas air akan menurun, dan jumlah oksigen terlarut akan berkurang, yang dapat menyebabkan terjadinya dekomposisi anaerob dan pengeluaran gas berbahaya seperti amonia dan hidrogen sulfida (Azim & Little, 2021).

Selain itu, aerator juga berfungsi untuk menciptakan sirkulasi air yang baik di dalam kolam. Dengan bantuan aerator, air tetap terdistribusi dengan baik, sehingga flok bisa menyebar merata di seluruh kolam. Proses aerasi juga membantu mencegah terjadinya stratifikasi suhu dalam kolam, yang dapat memperburuk kualitas air dan menurunkan pertumbuhan organisme budidaya. Jadi, aerator memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan lingkungan kolam dan mendukung keberhasilan sistem bioflok secara keseluruhan.

Pesantren Raudhatul Irfan telah mengimplementasikan sistem bioflok sebagai bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan dan keberlanjutan budidaya perikanan di lingkungan pesantren. Namun, meskipun sistem ini telah diterapkan, masih banyak aspek yang belum diteliti secara mendalam untuk mengukur sejauh mana efektivitas dan dampaknya terhadap budidaya akuakultur di pesantren ini, salah satunya adalah bagaimana penerapan aerator pada sistem bioflok yang diterapkan dipesantren sudah optimal pemanfaatannya ataukah belum.

Bioplok di pesantren kami merupakan unit usaha baru yang dapat dimanfaatkan oleh kami untuk melaksanakan praktik ekosistem usaha khususnya budidaya ikan. Melalui penelitian ini kami akan meneliti bagaimana sistem kerja bioflok khususnya pada penerapan aerator yang menjadi kunci utama pada sistem ini. Dengan memahami masalah yang ada serta ketersediaan tempat praktik ini maka kami akan melaksanakan penelitian berjudul “Analisis Pengaruh Pengadukan

Aerasi Pada Keseimbangan Ekosistem Bioflok”

1.2       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, mumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.             Apa saja komponen-komponen aerator pada bioflok di Pesantren Raudhatul

Irfan Ciamis?

2.             Bagaimana cara kerja dan fungsi aerator bioflok di Pesantren Raudhatul Irfan

Ciamis?

3.             Bagaimana peran aerator pada aerasi sehingga menjaga ekosistem bioflok pada bioflok di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis?

 

1.3       Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1.             Komponen-komponen aerator pada bioflok di Pesantren Raudhatul Irfan

Ciamis.

2.             Cara kerja dan fungsi aerator bioflok di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis.

3.             Peran aerator pada aerasi sehingga menjaga ekosistem bioflok pada bioflok di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis.

 

             

BAB II
KAJIAN TEORI

 

2.1       Budidaya Ikan

Budidaya ikan adalah kegiatan memelihara ikan dalam suatu sistem yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pangan atau ekonomi. Dalam proses ini melibatkan pemilihan jenis ikan yang sesuai, persiapan kolam atau tempat budidaya, serta pengelolaan kualitas air yang baik agar ikan dapat tumbuh dengan optimal. Metode yang umum digunakan dalam budi daya ikan meliputi kolam terpal, keramba jaring apung, dan sistem bioflok. Budidaya ikan juga berfungsi sebagai solusi untuk meningkatkan ketersediaan pangan, mengurangi ketergantungan pada perikanan tangkap, serta memberikan pendapatan bagi masyarakat (Santiago et al., 2024).

Selain manfaat ekonomi dan ketahanan pangan, budidaya ikan juga menghadapi tantangan, seperti pengelolaan kualitas air, pakan ikan yang efisien, serta potensi penyakit yang dapat merugikan produksi. Namun, dengan penerapan teknologi modern dan manajemen yang baik, budidaya ikan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Indonesia, dengan kekayaan perairan laut dan tawarnya, memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor ini, baik untuk konsumsi domestik maupun pasar ekspor.

2.2       Jenis Media Budidaya Ikan

Ada berbagai media yang digunakan dalam budidaya ikan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada jenis ikan yang dibudidayakan, lokasi, dan skala usaha. Berikut adalah beberapa jenis media budidaya ikan menurut (Azim & Hoveyda, 2021) yang umum digunakan:

1.             Kolam Tanah

Kolam tanah adalah salah satu media budidaya yang paling tradisional dan sering digunakan, terutama untuk ikan air tawar seperti lele, nila, dan mas. Kolam ini dibuat dengan menggali tanah dan mengalirkan air ke dalamnya. Kolam tanah memiliki kelebihan dalam hal biaya yang relatif murah dan memberikan iklim alami bagi ikan. Namun, kolam tanah membutuhkan perawatan ekstra untuk menjaga kualitas air dan mencegah pencemaran.

2.             Kolam Terpal

Kolam terpal kini menjadi pilihan populer, terutama untuk pembudidaya ikan dengan lahan terbatas. Kolam ini terbuat dari terpal yang dipasang di atas bingkai atau dinding yang dibangun dari bahan ringan seperti bambu atau besi. Kolam terpal mudah dibuat, hemat biaya, dan mudah dipindahkan. Biasanya digunakan untuk budi daya ikan lele, nila, dan patin. Keunggulannya adalah kemudahan dalam pengelolaan kualitas air, tetapi perlu perhatian pemeliharaan agar tidak bocor.

3.             Kolam Beton

Kolam beton lebih tahan lama dan kuat dibandingkan kolam tanah dan terpal. Kolam ini cocok digunakan untuk skala besar dan dapat menampung banyak ikan dengan kepadatan tinggi. Kolam beton banyak digunakan untuk budi daya ikan gurame, lele, dan nila. Meskipun membutuhkan biaya yang lebih tinggi untuk pembangunan, kolam beton memiliki keunggulan dalam stabilitas dan ketahanan terhadap kerusakan.

4.             Keramba Jaring Apung

 Keramba jaring apung digunakan untuk budi daya ikan di perairan laut atau danau. Sistem ini terdiri dari jaring yang mengapung di permukaan air dan  berfungsi untuk menampung ikan. Keramba jaring apung digunakan untuk budi daya ikan laut seperti kerapu, kakap, dan tuna. Sistem ini memungkinkan ikan berkembang dalam lingkungan alami, tetapi memerlukan pemantauan kualitas air secara rutin dan pengelolaan pakan yang efisien.

5.             Akuarium

Akuarium adalah media budidaya ikan dalam wadah kaca atau plastik, umumnya digunakan untuk skala kecil atau budidaya ikan hias. Meskipun tidak digunakan untuk produksi skala besar, akuarium memberikan kesempatan untuk mempelajari perilaku ikan dan menjaga kualitas air dengan baik. Akuarium juga cocok untuk eksperimen ilmiah atau proyek sekolah.

6.             Sistem Bioflok

Sistem bioflok adalah metode budi daya yang mengandalkan mikroorganisme untuk mengelola kualitas air. Mikroorganisme ini akan mengurai limbah dari ikan menjadi senyawa yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan tambahan untuk ikan. Sistem ini cocok untuk kolam terpal atau kolam beton, serta sangat efisien dalam penggunaan air dan pakan. Sistem bioflok dapat digunakan untuk budi daya ikan

lele, nila, atau patin.

7.             Sistem Akuaponik

Akuaponik adalah kombinasi antara budidaya ikan dan tanaman dalam satu ekosistem tertutup. Limbah dari ikan digunakan sebagai pupuk alami bagi tanaman, sementara tanaman membantu menyaring air untuk ikan. Sistem ini cocok untuk skala kecil, misalnya di rumah atau sekolah, dan sering digunakan untuk budidaya ikan nila atau lele bersamaan dengan sayuran seperti selada atau kangkung

                                                                                                                                      

8.             Sistem Bioflok

 Sistem bioflok adalah metode budidaya perikanan yang memanfaatkan koloni mikroorganisme, seperti bakteri, alga, dan protozoa, untuk menjaga kualitas air dan menyediakan pakan tambahan bagi ikan atau udang. Dalam sistem ini, mikroorganisme menguraikan limbah organik dan anorganik di dalam kolam, mengubahnya menjadi biomassa yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami bagi organisme budidaya. Proses ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pakan, tetapi juga membantu menjaga kestabilan kualitas air, mengurangi kebutuhan akan pergantian air secara rutin, dan meminimalkan penggunaan pakan buatan.

2.3       Perbedaan Sistem Kolam Konvesional dan Kolam Bioflok 

Sistem kolam konvensional dalam budidaya perikanan biasanya mengandalkan pergantian air secara rutin untuk menjaga kualitas air dan menghilangkan limbah organik. Namun, metode ini seringkali memerlukan lahan yang luas dan penggunaan pakan yang lebih banyak, yang dapat meningkatkan biaya operasional. Selain itu, kepadatan penebaran ikan dalam kolam konvensional cenderung lebih rendah, sehingga produktivitas per unit area menjadi terbatas. cite turn0search0

 

Sebaliknya, sistem bioflok menawarkan solusi yang lebih efisien dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan limbah organik dan menyediakan pakan tambahan bagi ikan. Sistem ini memungkinkan peningkatan kepadatan penebaran ikan hingga 100 ekor per meter kubik, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kolam konvensional yang hanya mampu menampung sekitar

10 ekor per meter kubik. Selain itu, penggunaan pakan menjadi lebih efisien dengan nilai Feed Conversion Ratio (FCR) yang lebih rendah, yaitu sekitar 1,1, dibandingkan dengan FCR pada kolam konvensional yang mencapai 1,5.   

2.4 Pembuatan Kolam Bioflok

Pembuatan bioflok dalam budidaya perikanan melibatkan beberapa tahapan penting untuk menciptakan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan ikan. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pembuatan bioflok:

1.      Persiapan Kolam: Pilih kolam dengan ukuran yang sesuai, seperti kolam bulat dengan diameter sekitar 3 Meter dan kedalaman 2 meter. Pastikan kolam bersih dan bebas dari kotoran sebelum digunakan. 

2.      Penambahan Bahan Tambahan: Tambahkan bahan-bahan seperti garam krosok (1 kg/m³), kapur dolomit (50–150 gram/m³), molase (100 ml/m³), dan probiotik dengan komposisi bakteri Bacillus sp. (10 ml/m³) ke dalam kolam. Larutkan bahan-bahan tersebut dalam air kolam untuk memulai proses pembentukan bioflok.

3.      Aerasi dan Pemeliharaan Kualitas Air: Pasang sistem aerasi untuk memastikan pasokan oksigen yang cukup bagi mikroorganisme dan ikan. Jaga kualitas air dengan mempertahankan pH antara 6 hingga 8 dan kandungan oksigen terlarut minimal 3 mg/L. cite turn0search3

 

4.      Penebaran Benih Ikan: Setelah proses pembentukan bioflok berlangsung selama 7 hingga 10 hari, benih ikan dapat ditebar ke dalam kolam. Pastikan benih ikan telah beradaptasi dengan lingkungan baru selama 1 hingga 2 minggu sebelum pemberian pakan rutin. cite turn0search0

 

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, sistem bioflok dapat dibangun untuk mendukung budidaya ikan yang efisien dan ramah lingkungan.

Untuk panduan visual mengenai pembuatan bioflok.

2.5       Keistimewaan Sistem Bioflok 

Sistem bioflok menawarkan berbagai keistimewaan yang menjadikannya pilihan unggul dalam budidaya perikanan. Salah satu keistimewaannya adalah kemampuan untuk menjaga kestabilan pH air dalam kolam. Kondisi pH yang stabil, biasanya berkisar antara 7 hingga 7,8, membantu menurunkan kandungan amonia dalam air, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi ikan atau udang yang dibudidayakan. 

Selain itu, sistem bioflok memungkinkan pengurangan atau bahkan eliminasi kebutuhan akan pergantian air secara rutin. Hal ini dikarenakan proses daur ulang limbah organik oleh mikroorganisme dalam bioflok mengurangi akumulasi zat berbahaya dalam air. Dengan demikian, kualitas air tetap terjaga tanpa harus sering mengganti air, yang juga mengurangi risiko gangguan pada ekosistem.

2.6       Fungsi dan Cara Kerja Aerator

 Aerator adalah alat yang digunakan untuk meningkatkan kadar oksigen

terlarut dalam air, yang esensial bagi kelangsungan hidup organisme akuatik seperti ikan dan mikroorganisme. Dengan meningkatkan oksigen terlarut, aerator membantu proses respirasi organisme akuatik dan mendukung proses biokimia dalam ekosistem perairan (Pillay, 2021).

Fungsi utama aerator adalah meningkatkan kadar oksigen dalam air, yang penting untuk respirasi ikan dan mikroorganisme. Selain itu, aerator membantu mengurangi kadar karbondioksida dalam air, menjaga kualitas air, dan meningkatkan kesehatan ikan. 

Cara kerja aerator adalah dengan meningkatkan luas permukaan air yang bersentuhan dengan udara, sehingga oksigen dapat larut lebih banyak ke dalam air. Proses ini juga membantu menghilangkan gas-gas yang tidak diinginkan, seperti karbondioksida, dari air (Boyd & Tucker, 2021).  Berikut beberapa jenis aerator:

a.      Aerator Batang

Terdiri dari tabung silinder dengan tabung udara, biasanya ditempatkan di dasar akuarium dan dapat diatur tinggi rendahnya untuk memompa udara ke seluruh permukaan air. 

b.      Aerator Selang

Terdiri dari selang udara yang terhubung dengan pompa udara dan batu aerasi, berfungsi memecah gelembung udara menjadi lebih kecil dan merata untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air. 

c.       Aerator Pompa Tetap

Memiliki pompa udara yang kuat dan mampu menghasilkan aliran udara stabil, biasanya ditempatkan di dekat filter akuarium untuk membantu mempertahankan kualitas air. 

d.      Aerator Filter Ganda

Menyatukan fungsi filter dan aerator, terdiri dari filter mekanik dan biologis, serta pompa udara dan batu aerasi untuk membantu

mempertahankan kualitas air. 

 

 

 

             


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1       Metode yang Digunakan

Metode penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang digunakan untuk memahami fenomena sosial atau budaya dengan cara menggali makna dan pengalaman subjek penelitian secara mendalam. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh lebih bersifat deskriptif dan interpretatif, seperti wawancara mendalam, observasi partisipatif, atau analisis dokumen. Peneliti kualitatif tidak hanya fokus pada angka atau statistik, tetapi lebih berorientasi pada pemahaman konteks dan proses yang mendasari fenomena yang sedang diteliti. Misalnya, dalam studi tentang perilaku sosial, peneliti akan mengumpulkan data dari individu atau kelompok untuk memahami perspektif mereka, serta faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan atau keputusan mereka (Creswell, 2024).

Selain itu, penelitian kualitatif sering menggunakan teknik analisis data yang bersifat induktif, di mana peneliti mengembangkan teori atau pola berdasarkan data yang ditemukan. Proses ini memungkinkan peneliti untuk merumuskan kesimpulan yang lebih holistik dan relevan dengan konteks sosial yang ada. Metode ini juga mengutamakan fleksibilitas dalam pelaksanaan penelitian, karena peneliti dapat menyesuaikan teknik pengumpulan data sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lapangan (Miles & Huberman, 1994).

Sebagai contoh, dalam studi etnografi, peneliti akan terlibat langsung dengan komunitas yang diteliti untuk mengamati dan berinteraksi dengan mereka, sehingga dapat memperoleh wawasan yang lebih kaya tentang perilaku dan nilai-nilai yang ada di dalam kelompok tersebut.

3.2  Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sumber data primer dan sekunder.

1.                  Sumber Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari lapangan melalui observasi dan wawancara yang dilakukan di kolam bioflok yang ada di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis. Data ini dikumpulkan untuk memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang implementasi sistem bioflok dalam budidaya ikan di pesantren tersebut. Data primer ini bersifat langsung dan aktual, yang diperoleh dari subjek penelitian yang relevan.

2.                  Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai literatur atau dokumen yang sudah ada sebelumnya. Data sekunder ini meliputi buku, artikel ilmiah, laporan penelitian, atau dokumen lain yang berkaitan dengan sistem bioflok dan budidaya ikan. Sumber ini digunakan untuk mendukung analisis dan memberikan konteks lebih luas mengenai topik yang diteliti (Yin, 2021).

 

3.3       Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga alat pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan studi pustaka.

1.                  Observasi

Observasi dilakukan langsung pada kolam bioflok yang ada di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis. Peneliti mengamati secara langsung implementasi sistem bioflok, serta kondisi dan proses budidaya ikan yang berjalan di sana. Observasi ini bertujuan untuk memperoleh data yang mendalam mengenai cara kerja sistem bioflok, kualitas air, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan budidaya ikan di kolam tersebut. Observasi langsung memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data secara objektif dan langsung dari lokasi penelitian (Creswell,

2021).

2.                  Wawancara

Wawancara dilakukan dengan Ust. Ade, yang merupakan Penanggung Jawab (PJ) Kolam Bioflok di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis. Wawancara dilakukan dengan menyiapkan daftar pertanyaan yang sebelumnya telah disusun terlebih dahulu sebelum melakukan studi langsung dan melaksanakan wawancara. Wawancara ini bertujuan untuk menggali informasi terkait pelaksanaan sistem bioflok di pesantren tersebut, termasuk tantangan yang dihadapi, manfaat yang diperoleh, serta pandangan pribadi tentang kelebihan dan kekurangan metode bioflok dalam budidaya ikan. Wawancara mendalam seperti ini memberikan wawasan yang lebih luas dan mendalam mengenai perspektif informan yang langsung terlibat dalam kegiatan tersebut (Kvale, 2021).

3.                  Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari berbagai literatur, seperti jurnal ilmiah, artikel, buku, dan laporan penelitian yang relevan dengan topik penelitian, yaitu bioflok dan budidaya ikan. Dengan menggunakan studi pustaka, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang konsep, teori, dan aplikasi sistem bioflok dalam aquaculture. Studi pustaka juga berguna untuk memberikan landasan teori yang mendukung hasil analisis dan diskusi dalam penelitian ini (Hart, 2021).

3.4       Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dalam penelitian ini adalah di Kolam Bioflok Pesantren

Raudhatul Irfan Ciamis yang terletak di Jenderal Ahmad Yani No.257, Kertasari, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat 46213. 

Sedangkan waktu penelitian dalam penelitian ini adalah lebih kurang selama empat bulan mulai dari Januari sampai April 2025.

             

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

4.1       Hasil Penelitian 

4.1.1 Wawancara Terkait Komponen-Komponen Aerator pada Sistem Bioflok di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis

Wawancara dilakukan dengan Ust. Ade, PJ Kolam Bioflok, untuk memahami lebih jauh mengenai penggunaan aerator dalam sistem bioflok yang diterapkan di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis. Berikut poin-poin penting dari hasil wawancara:

1.             Jenis Aerator yang Digunakan

Sistem bioflok di pesantren ini menggunakan aerator jenis blower dengan daya listrik menengah, yang disambungkan ke beberapa pipa distribusi dan diffuser untuk menyebarkan gelembung udara secara merata ke seluruh bagian kolam.

2.             Komponen Utama Aerator

Beberapa komponen utama yang digunakan dalam sistem aerator antara lain:

a.              Blower atau Pompa Udara: Bertugas menghasilkan aliran udara bertekanan.

b.             Pipa PVC: Digunakan sebagai saluran distribusi udara dari blower ke kolam.

c.              Diffuser (batu aerasi atau karet micropore): Berfungsi untuk memecah aliran udara menjadi gelembung kecil agar oksigen dapat lebih mudah larut dalam air.

d.             Klem dan Sambungan Pipa: Untuk menyatukan sistem dan memastikan tidak ada kebocoran udara.

3.             Fungsi Utama Aerator

Aerator memiliki dua fungsi penting:

a.              Menyediakan oksigen terlarut bagi ikan dan mikroorganisme.

b.             Menjaga pergerakan air agar limbah organik tetap tersuspensi dan bisa diolah oleh mikroorganisme.

4.             Jumlah dan Penempatan Aerator

Di setiap kolam, terdapat minimal dua titik diffuser untuk memastikan distribusi oksigen merata. Penempatannya diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi zona mati (bagian kolam tanpa sirkulasi udara).

5.             Perawatan dan Kendala

Aerator perlu dirawat secara rutin, seperti membersihkan filter dan memeriksa pipa atau diffuser dari sumbatan. Kendala yang sering dihadapi adalah penurunan tekanan blower akibat penumpukan kotoran atau kelembaban tinggi yang mengganggu aliran udara.

6.             Efektivitas Sistem Aerasi

Menurut Ust. Ade, sistem aerasi yang baik sangat berpengaruh pada kesehatan ikan dan keberhasilan sistem bioflok secara keseluruhan. Jika aerasi terganggu, maka pertumbuhan ikan akan lambat dan bioflok akan cepat rusak.

 

4.1.2 Wawancara Terkait Cara Kerja dan Fungsi Aerator Bioflok di

Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis

1.             Cara Kerja Aerator

Menurut Ust. Ade, aerator bekerja dengan cara mengalirkan udara dari luar ke dalam air melalui pompa atau blower. Udara ini dialirkan melalui pipa-pipa ke dalam kolam dan dikeluarkan melalui diffuser, yang akan memecah udara menjadi gelembung-gelembung kecil. Gelembung tersebut membantu meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air.

Selain itu, sistem aerator juga menciptakan sirkulasi air yang membuat partikel organik (seperti sisa pakan dan kotoran ikan) tetap mengambang dan bisa dimanfaatkan oleh mikroorganisme dalam sistem bioflok.

2.             Fungsi Aerator dalam Sistem Bioflok

Aerator memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem bioflok, antara

lain:

           Menjaga kadar oksigen terlarut (DO) agar tetap stabil dan mencukupi kebutuhan ikan serta mikroorganisme.

           Mendukung aktivitas mikroorganisme dalam mengolah limbah

organik menjadi flok, yang sekaligus menjadi pakan alami bagi ikan.

           Mencegah pembusukan anaerob, yang dapat menyebabkan timbulnya gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida.

           Membantu sirkulasi dan pencampuran air, agar suhu, pH, dan

kandungan nutrisi tersebar merata di seluruh kolam.

3.             Dampak Jika Aerator Tidak Berfungsi

Ust. Ade menjelaskan bahwa jika aerator tidak bekerja dengan baik, kadar oksigen akan cepat menurun, terutama pada malam hari. Hal ini dapat menyebabkan stres pada ikan, menurunkan pertumbuhan, bahkan kematian massal. Selain itu, bioflok akan cepat membusuk, dan air kolam menjadi keruh serta berbau.

4.             Kebutuhan Harian Aerator

Aerator dioperasikan selama 24 jam nonstop, karena sistem bioflok sangat tergantung pada kestabilan oksigen dan sirkulasi air. Blower harus dalam kondisi prima, dan selalu dicek setiap pagi untuk memastikan tidak ada gangguan teknis.

 4.1.3 Wawancara Terkait Bagaimana Peran Aerator Pada Aerasi Sehingga Menjaga Ekosistem Bioflok pada Bioflok di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis

1.                Peran Penting Aerator dalam Proses Aerasi

Ust. Ade menjelaskan bahwa aerator memiliki peran krusial dalam menciptakan dan mempertahankan kualitas lingkungan kolam yang ideal untuk sistem bioflok. Melalui proses aerasi, aerator memasukkan oksigen ke dalam air dan mengaduk air secara merata. Hal ini sangat penting karena oksigen terlarut dibutuhkan tidak hanya oleh ikan, tetapi juga oleh mikroorganisme yang membentuk flok (bioflok).

2.                Menjaga Keseimbangan Ekosistem Bioflok

Dengan adanya aerasi yang cukup:

        Mikroorganisme seperti bakteri heterotrof dapat bekerja secara optimal untuk mengurai limbah organik.

        Limbah dari sisa pakan dan kotoran ikan tidak menumpuk di dasar kolam, tetapi tetap tersuspensi dan diproses menjadi flok yang bergizi.

        Ekosistem mikroorganisme tetap stabil, yang sangat penting untuk menjaga air tetap bersih dan ikan tumbuh sehat.

3.                Pencegahan Kondisi Anaerob

          Juga berfungsi untuk mencegah terjadinya zona anaerob (kekurangan oksigen) di dasar kolam. Jika aerasi kurang, maka akan muncul gas-gas beracun seperti amonia, metana, dan hidrogen sulfida yang bisa merusak bioflok dan menyebabkan stres atau kematian pada ikan.

4.                Keterkaitan antara Aerator dan Kualitas Air

Ust. Ade menekankan bahwa aerator tidak hanya menambah oksigen, tapi juga menjaga agar suhu, pH, dan kejernihan air tetap seimbang. Air yang terus bergerak akan menghindarkan pembentukan lapisan-lapisan air mati yang bisa mengganggu ekosistem kolam.

5.                Kesimpulan dari Pengalaman Lapangan

Berdasarkan pengalaman beliau, kolam bioflok yang aeratornya bekerja optimal selalu menunjukkan:

        Warna air yang stabil (coklat kehijauan khas flok sehat)

        Ikan aktif dan nafsu makan tinggi

        Flok padat namun tidak mengganggu pergerakan ikan

Sebaliknya, jika aerator mati meskipun hanya beberapa jam, flok mulai rusak dan ikan terlihat lesu. Oleh karena itu, peran aerator sangat vital dalam menjaga kelangsungan hidup ekosistem bioflok.

 

4.2       Pembahasan

4.2.1 Pembahsan Terkait Komponen-Komponen Aerator pada Bioflok di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis

Hasil Wawancara: Ust. Ade menjelaskan bahwa sistem aerator di kolam bioflok menggunakan blower/pompa udara, pipa PVC, dan diffuser sebagai           komponen utama. Blower berfungsi mendorong udara masuk ke pipa-pipa, yang kemudian disalurkan ke kolam melalui diffuser. Diffuser ini memecah udara menjadi gelembung-gelembung kecil agar oksigen larut lebih efisien ke dalam air.

Teori yang Mendukung: Menurut Susilo (2021), aerator dalam sistem bioflok terdiri dari tiga komponen utama:

1.             Pompa atau blower sebagai penghasil tekanan udara

2.             Pipa distribusi sebagai saluran

3.             Diffuser yang menciptakan gelembung halus untuk meningkatkan luas permukaan kontak udara-air. Gelembung kecil memungkinkan oksigen terlarut lebih mudah masuk ke dalam air, yang sangat penting untuk menunjang metabolisme organisme akuatik dan mikroba.

Keselarasan: Penjelasan dari Ust. Ade sangat relevan dengan teori yang ada, di mana aerator bukan hanya alat tunggal, tapi terdiri dari sistem yang saling mendukung.

 4.2.2 Pembahasan Terkait Cara Kerja dan Fungsi Aerator Bioflok Di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis

Hasil Wawancara: Aerator bekerja dengan menyalurkan udara ke dalam air, menciptakan sirkulasi dan meningkatkan kadar oksigen terlarut. Fungsi utama yang disebutkan Ust. Ade adalah untuk menyediakan oksigen, mencegah pembusukan anaerob, serta mengaduk air agar limbah tetap tersuspensi.

Teori yang Mendukung: Menurut Effendi (2024), aerasi adalah proses fisik yang memperbesar kontak antara udara dan air untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut. Aerasi juga membantu dalam sirkulasi air dan mempercepat proses penguraian limbah organik oleh mikroorganisme aerobik.

Keselarasan: Cara kerja yang dijelaskan oleh Ust. Ade mendukung pemahaman ilmiah mengenai fungsi aerator sebagai penjaga oksigen dan pendorong reaksi biologis dalam kolam budidaya.

 

4.2.3 Pembahasan Terkait Peran Aerator Pada Aerasi Sehingga Menjaga Ekosistem Bioflok Pada Bioflok di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis

Hasil Wawancara: Ust. Ade menekankan bahwa aerator menjaga kestabilan oksigen dan pergerakan air, yang memungkinkan mikroorganisme dalam bioflok tetap aktif dalam mengolah limbah organik. Ia juga menyebutkan bahwa aerator mencegah zona anaerob yang bisa menghasilkan gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida.

Teori yang Mendukung: Avnimelech (2021) menyatakan bahwa dalam sistem bioflok, oksigen terlarut sangat penting untuk kelangsungan hidup bakteri heterotrof yang mengubah limbah nitrogen menjadi flok. Tanpa aerasi yang cukup, proses ini terhenti dan ekosistem bioflok akan rusak, menyebabkan peningkatan amonia dan kematian ikan.

Keselarasan: Temuan lapangan ini sangat sejalan dengan teori, di mana peran aerator tidak hanya sebagai alat bantu pernapasan bagi ikan, tetapi juga sebagai penopang utama ekosistem bioflok yang stabil dan produktif.  


BAB V KESIMPULAN

 

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui observasi langsung, wawancara dengan penanggung jawab kolam bioflok, serta studi pustaka, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1.             Aerator merupakan komponen utama dalam sistem bioflok, yang berfungsi untuk menjaga ketersediaan oksigen terlarut dalam air. Komponen utama aerator yang digunakan di kolam bioflok Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis meliputi blower, pipa distribusi udara, dan diffuser.

2.             Cara kerja aerator dalam sistem bioflok dilakukan dengan menciptakan aliran udara yang dipompa ke dalam kolam, menghasilkan gelembung udara melalui diffuser yang kemudian meningkatkan kadar oksigen terlarut dan menciptakan sirkulasi air. Hal ini mendukung pertumbuhan ikan dan aktivitas mikroorganisme pengurai limbah.

3.             Fungsi utama aerator adalah menjaga kestabilan ekosistem dalam kolam bioflok, baik dalam hal ketersediaan oksigen, penguraian limbah organik, pencegahan zona anaerob, hingga menjaga kualitas air secara keseluruhan. Aerasi yang optimal membantu proses pembentukan bioflok yang efektif dan mengurangi risiko penyakit atau kematian ikan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sistem aerator di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis berperan besar dalam menjaga keberlanjutan budidaya ikan berbasis bioflok, terutama dalam skala terbatas dan efisiensi lahan. Ketersediaan oksigen dan pergerakan air menjadi faktor utama keberhasilan sistem ini.

DAFTAR PUSTAKA

Avnimelech, Y. (2021). Biofloc Technology: A Practical Guide Book. The World Aquaculture Society.

Badan Riset dan Inovasi Nasional. (2021). Laporan Riset Perikanan Budidaya Nasional 2021. Jakarta: BRIN.

Boyd, C. E., & Tucker, C. S. (2024). Water Quality and the Environment in Aquaculture. Springer.

Crab, R., Defoirdt, T., Bossier, P., & Verstraete, W. (2023). Biofloc technology in aquaculture: Beneficial effects and future challenges. Aquaculture, 356–357, 351–356. https://doi.org/10.1016/j.aquaculture.2012.04.046

Creswell, J. W. (2022). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approaches (3rd ed.). Sage Publications.

Effendi, H. (2023). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.

Ekasari, J., Crab, R., Verstraete, W., & Bossier, P. (2021). Primary nutritional content of bio-flocs cultured with different organic carbon sources and salinity. Aquaculture Research, 45(9), 1413–1421. https://doi.org/10.1111/are.12091

FAO. (2022). The State of World Fisheries and Aquaculture 2022: Towards Blue Transformation. Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2023). Statistik Sumber Daya Laut dan Perikanan Indonesia Tahun 2023. Jakarta: KKP.

Putra, R. A., & Sari, A. P. (2020). Penerapan Sistem Bioflok dalam Budidaya Ikan Lele. Jurnal Perikanan dan Kelautan Nusantara, 5(2), 101–110.

Rahman, A., & Hidayat, T. (2021). Peran Aerasi dalam Budidaya Ikan Sistem Bioflok. Jurnal Akuakultur Tropis, 4(1), 45–52.

Santiago, S. M., Samonte, G. P., & Malaluan, A. T. (2022). Aquaculture Practices:

Sustainability and Economic Impacts. Aquaculture Research, 46(7), 1423–

1430. https://doi.org/10.1111/are.12675

Sugiyono. (2023). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susilo, A. (2022). Teknologi Sistem Bioflok pada Budidaya Ikan Lele. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Yulianto, R., & Hartati, S. (2021). Efektivitas Aerator terhadap Kualitas Air pada Budidaya Bioflok. Jurnal Sains dan Teknologi Akuakultur, 6(1), 22–30.



DAFTAR RIWAYAT KELOMPOK

 

Pembimbing

 

 

Nama Lengkap

: Heri Siswanto, S.M., M.M

 

Ttl

: Ciamis, 20 Agustus 1996

 

No. Hp

: 0812-8001-9160

Alamat

: Jl. Jend. Ahmad Yani No. 257

 

Pendidikan

: S2

 

 

Motto

 

: “When we do good, something good    will always come around.”

 

Penulis 1

 

 

Nama Lengkap

: Ahmad Rafi Kamil Intishor

 

Ttl

: Serang, 1 November 2009 

 

No. Hp

: 0823-3332-0298                              


Alamat

: Kp. Cibojong Des. Kaduberuem       

 

Pendidikan

: SMPIT Irfani QBS                                  

 

Motto

:

كل لا تدع الفشل يمنعك من المحاولة مرة أخرى، لأن

            .حاجنلا نم كبرقي امً يق اسً رد بلجي لشف

 

Penulis 2

 

 

Nama Lengkap

: Muhammad Parid Al-Faqih

 

Ttl

: Karawang, 30 Maret 2009

 

No. Hp

: 08881024729023


Alamat

: Jln. Babakan Bogor Des. dawuan barat 

 

 

Pendidikan    : SMPIT Irfani QBS                                  Motto                        : Hidup itu banyak proses bukan protes

 

Penulis 3

 

 

Nama Lengkap

: Muhammad Yusril Afkar Sidiq

 

Ttl

: Banjar, 7 April 2010

 

No. Hp

: 0821-1473-3735


Alamat

: Kp. Cidolog Dsn. Bunirasa

 

Pendidikan

: SMPIT Irfani QBS

 

Motto

:    لفشل هو جزء من العملية نحو النجاح

 

Penulis 4

 

 

Nama Lengkap

: Daniyel libaisy safaraz madani

 

Ttl

: Banjar, 09 Juni 2010

 

No. Hp

: 082376453540

Alamat

 

: Banjar Ds. Neglasari Dsn.               

  Cilengkong

 

Pendidikan

: SMPIT Irfani QBS

 

Motto

 

: Jangan pernah menyerah pada mimpi   yang kamu yakini.






DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN