Mengapa Wali Santri Harus Hadir di Acara Adrahi Akbar dan Pengajian Triwulan di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis?

Penulis: Irfan Soleh


Pendidikan santri di pesantren tidak hanya menjadi tanggung jawab para ustaz dan pengasuh, tetapi juga merupakan hasil dari kolaborasi erat antara tiga pihak utama yaitu guru, orang tua, dan santri itu sendiri. Dalam konteks ini, acara Adrahi Akbar dan Pengajian Triwulan bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi merupakan momen penting untuk memperkuat kolaborasi tersebut. Kenapa Kolaborasi Tiga Pilar Pendidikan yaitu Guru, Orang Tua, dan Santri sangat penting dilakukan? Bagaimana pandangan tokoh pendidikan Indonesia yaitu Kihajar Dewantara mengenai konsep Tiga Pusat Pendidikan? Mengapa Kehadiran Wali Santri Penting? adakah kaitannya dengan konsep “Community of Practice” dari Etienne Wenger? Mudah-mudahan artikel ini bisa menggugah kesadaran Bapa Ibu Wali santri untuk hadir mengikuti acara yang diadakan pesantren khususnya acara Adrahi Akbar dan Pengajian Triwulan setiap tiga bulan sekali


Para pakar pendidikan telah menekankan pentingnya sinergi antara rumah dan lembaga pendidikan dalam proses tumbuh kembang anak. Salah satu tokoh pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, menyatakan bahwa pendidikan ideal adalah yang melibatkan “tiga pusat pendidikan”: alam keluarga, alam perguruan (sekolah/pesantren), dan alam pergaulan. Ketiganya harus berjalan seiring agar pembentukan karakter anak berjalan utuh. Sementara itu, Epstein (1995)—seorang pakar pendidikan dari Amerika Serikat yang dikenal dengan teori "School-Family-Community Partnership"—menggarisbawahi bahwa keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah berdampak positif pada prestasi akademik, motivasi belajar, dan sikap sosial anak. Di lingkungan pesantren, bentuk keterlibatan ini bisa terwujud melalui kehadiran wali dalam acara keagamaan seperti Adrahi dan pengajian triwulan.


Mengapa Kehadiran Wali Santri Penting? Setidaknya terdapat lima alasan yaitu Pertama, Menunjukkan Dukungan Nyata terhadap Pendidikan Anak. Ketika wali santri hadir dalam kegiatan pesantren, itu menjadi isyarat kuat bagi anak bahwa pendidikan mereka dihargai dan didukung penuh oleh keluarga. Hal ini memperkuat motivasi belajar dan semangat spiritual santri. Kedua, Menjalin Komunikasi dan Silaturahmi. Menurut Bronfenbrenner, seorang ahli psikologi perkembangan, anak berkembang optimal ketika berbagai lingkungan tempat ia hidup saling terhubung secara harmonis. Pertemuan wali santri dengan guru dan pengasuh dalam acara pesantren menjadi wadah penting untuk membangun komunikasi dan sinergi demi kebaikan santri.


Alasan ketiga kenapa wali santri harus datang ke acara pengajian triwulan adalah Menguatkan Nilai-nilai Spiritual dan Sosial. Kegiatan Adrahi Akbar dan pengajian triwulan mengandung muatan nilai-nilai keagamaan, kebersamaan, dan keikhlasan, didalamnya diisi dengan dzikir, shalawat dan membaca al Qur'an. Orang tua yang ikut hadir tidak hanya menyerap ilmu, tetapi juga ikut menanamkan teladan bagi anak bahwa ilmu agama, akhlak, dan pendidikan ruhiyah harus dijunjung tinggi sepanjang hayat. Kemudian Keempat, Mengawasi dan Mengetahui Langsung Perkembangan Santri. Dengan menghadiri acara ini, wali bisa langsung melihat lingkungan belajar, mendengar langsung evaluasi atau pencapaian anak, serta berdiskusi dengan para guru atau pengasuh. Ini akan memperkuat pengawasan dan peran aktif wali dalam pendidikan anak.


Alasan yang kelima adalah Menguatkan Rasa Kebersamaan sebagai Komunitas Pendidikan. Menurut konsep “Community of Practice” dari Etienne Wenger, proses belajar yang efektif terjadi dalam komunitas yang saling mendukung dan memiliki nilai bersama. Pesantren dan wali santri adalah bagian dari komunitas tersebut. Dengan berkumpul dalam kegiatan Adrahi dan pengajian, semua pihak merasa menjadi bagian dari misi besar: mendidik generasi berakhlak dan berilmu. Intinya Hadir Bukan Sekadar Formalitas, Tapi Wujud Komitmen. Kehadiran wali santri dalam acara Adrahi Akbar dan Pengajian Triwulan adalah bentuk nyata dari keterlibatan keluarga dalam pendidikan spiritual anak. Hal ini selaras dengan pandangan para pakar pendidikan bahwa kolaborasi antara rumah dan lembaga pendidikan adalah kunci suksesnya pembinaan karakter anak. Mari jadikan kehadiran kita bukan hanya rutinitas, tapi niat ibadah dan upaya membangun sinergi demi tercapainya tujuan besar pendidikan Islam yaitu membentuk pribadi yang berilmu, berakhlak, dan bertakwa, semoga..,Amin...


Pesantren Raudhatul Irfan, 18 Agustus 2025