Mencetak HAMIDA preneur di 55 Koordinator HAMIDA: Strategi, Langkah, dan Aksi nyata
Penulis: Irfan Soleh
HAMIDA (Himpunan Alumni Miftahul Huda) memiliki kekuatan besar yang belum sepenuhnya dioptimalkan: jaringan alumni santri yang tersebar luas dan terstruktur dalam 13 Dewan Pengurus Wilayah dan 55 Dewan Pengurus Koordinator . Potensi ini bisa menjadi mesin penggerak ekonomi umat—bukan hanya sebagai ajang silaturahmi, tetapi juga sebagai jaringan bisnis alumni pesantren yang mandiri, profesional, dan berbasis nilai-nilai Islam. Untuk mewujudkan visi besar tersebut, diperlukan gerakan sistematis dan terukur untuk mencetak HAMIDApreneur, yaitu para alumni Miftahul Huda yang berjiwa entrepreneur, aktif membangun usaha yang berkah, produktif, dan berdampak luas di lingkungan sekitarnya. Mengapa HAMIDApreneur penting diciptakan? Langkah apa saja yang harus dilakukan? Aksi nyata nya seperti apa?
Mengapa HAMIDApreneur Penting? Pertama, Mewujudkan kemandirian alumni pesantren karena tidak semua alumni menjadi Ustaz atau Kyai. Banyak dari mereka berkiprah di masyarakat sebagai pedagang, petani, pelaku usaha, dan profesional. Dengan dorongan kewirausahaan, alumni bisa menjadi pelaku ekonomi yang juga berdakwah melalui tindakan. Kedua, Mengangkat martabat ekonomi umat
Dengan santri sebagai pelaku usaha, prinsip bisnis yang jujur, amanah, dan syariah bisa menjadi contoh baik di tengah masyarakat. Ketiga, Membangun kekuatan ekonomi kolektif
Bayangkan jika di setiap koordinator HAMIDA terdapat 100 pelaku usaha aktif. Maka akan terbentuk 5.500 HAMIDApreneur yang terhubung secara jaringan, berbagi pasar, dan saling mendukung.
Setidaknya terdapat Enam Langkah Mencetak HAMIDApreneur di 55 Koordinator. Pertama, Pembentukan Tim Ekonomi Koordinator. Setiap koordinator HAMIDA harus membentuk Tim Ekonomi Koordinator yang beranggotakan alumni muda, penggerak lokal, dan pegiat UMKM. Tugasnya antara lain Mendeteksi potensi ekonomi wilayah, Mencari alumni berjiwa bisnis dan Menjadi penghubung antara pelaku usaha dan jaringan pusat. Kedua, Pendataan dan Rekrutmen Calon HAMIDApreneur. Lakukan mapping alumni dan simpatisan yang Sudah memiliki usaha, Baru ingin memulai dan Memiliki potensi atau keahlian produksi/pemasaran. Setiap koordinator ditargetkan menjaring minimal 10 calon HAMIDApreneur. Target kami tidak muluk-muluk, bisa menghasilkan 10 HAMIDApreneur per tahun dari masing-masing 55 koordinator saja berarti ada 550 pebisnis yang dihasilkan dalam satu tahun
Ketiga, Pelatihan dan Penguatan Kapasitas. Selenggarakan pelatihan rutin yang relevan seperti Bisnis dasar & manajemen sederhana, Digital marketing dan branding, Keuangan syariah & pencatatan usaha, Etika bisnis dalam Islam dan lain-lain. Keempat, Lakukan Pendampingan dan Akselerasi Usaha. Setiap HAMIDApreneur mendapat pendampingan langsung dari mentor wilayah atau pusat. Kelima, Digitalisasi dan Jaringan Pemasaran. Bangun platform online HAMIDApreneur: direktori usaha, marketplace produk alumni, sistem pemesanan. Gunakan media sosial, WhatsApp grup, dan e-commerce untuk memperluas pasar. Keenam, Penguatan Ekosistem dan Kolaborasi. Bentuk jaringan antar HAMIDApreneur untuk saling membeli dan memasarkan produk, Tukar pengalaman juga peluang dan Kolaborasi dalam pengadaan, pengiriman, branding dan tentu harus membangun sinergi dengan berbagai pihak.
Aksi nyata yang akan kami lakukan sebagai Departemen Pemberdayaan Ekonomi DPP HAMIDA adalah kami akan mengumpulkan 55 orang sebagai perwakilan dari 55 koordinator yang telah diseleksi dan siap dicetak jadi HAMIDApreneur. Kriterianya sederhana, para calon HAMIDApreneur ini harus siap full time dagang, full time bisnis, jujur dan amanah. Kemudian ke 55 HAMIDApreneur tersebut akan kami kumpulkan di Pesantren Raudhatul Irfan untuk kita latih ilmu manajemen dasar, akuntansi dan keuangan dasar, marketing dasar dan lain sebagainya dilanjutkan dengan MoU dengan supplier yang siap bekerja sama dengan HAMIDA. Intinya Mencetak HAMIDApreneur bukan sekadar program ekonomi, melainkan gerakan kemandirian dan Pemberdayaan ekonomi ummat. Alumni pesantren bisa menjadi pelaku perubahan bukan hanya di masjid atau mimbar, tetapi juga di pasar, sawah, warung, dan ruang usaha. HAMIDA punya potensi, jaringan, dan semangat untuk menjadikan ini nyata.semoga..Amin...
Pesantren Raudhatul Irfan, Jum'at 4 Agustus 2025
0 Komentar