Ciamis Menuju Kabupaten Pertanian Organik: Upaya Membangun Pertanian Berkelanjutan dan Berdaya Saing

Penulis: Irfan Soleh


Kabupaten Ciamis, yang terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat, dikenal sebagai daerah agraris dengan potensi sumber daya alam yang melimpah. Wilayahnya yang subur dan masyarakatnya yang mayoritas menggantungkan hidup dari sektor pertanian menjadikan Ciamis sangat strategis untuk pengembangan pertanian berkelanjutan. Dalam beberapa tahun terakhir, Ciamis mulai menata arah pembangunan pertanian dengan pendekatan yang lebih ramah lingkungan, melalui pengembangan pertanian organik. Transformasi ini bukan hanya mengikuti tren global, tetapi juga bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk menjaga kesehatan lingkungan, meningkatkan nilai tambah produk pertanian, dan menjaga kesehatan masyarakat. Mengapa Pertanian Organik? Apa saja manfaatnya? Apa saja yang harus dilakukan Pemda Ciamis?


Mengapa Pertanian Organik? Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang menghindari penggunaan bahan kimia sintetis seperti pupuk buatan, pestisida, dan herbisida. Sebagai gantinya, pertanian organik mengandalkan pupuk alami, rotasi tanaman, dan berbagai praktik pertanian ramah lingkungan. Manfaat utama dari pertanian organik antara lain Kesehatan tanah dan lingkungan yang lebih baik, Hasil pertanian yang lebih aman untuk dikonsumsi, Harga jual yang lebih tinggi di pasar, termasuk ekspor dan Permintaan global yang terus meningkat terhadap produk organik. Dengan segala manfaat tersebut, pertanian organik menjadi peluang emas bagi Ciamis untuk naik kelas di sektor pertanian, dari sekadar penghasil bahan mentah menjadi pemain utama dalam rantai nilai produk sehat dan berkelanjutan.


Upaya Nyata yang harus dilakukan Pemda Ciamis dalam Mendorong Pertanian Organik antara lain; Pertama, Program Pelatihan dan Pendampingan Petani. Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Dinas Pertanian harus mengadakan berbagai pelatihan mengenai teknik budidaya organik, pembuatan pupuk organik dan lain sebagainya. Kegiatan ini menyasar kelompok-kelompok tani di berbagai kecamatan bahkan sampai tingkat desa. Tujuannya adalah mengubah pola pikir dan kebiasaan bertani dari sistem konvensional menjadi sistem organik secara bertahap. Kemudian Kedua, Pendirian Kawasan Pertanian Organik Percontohan. Beberapa kecamatan di Ciamis, seperti Panjalu, Kawali, Lakbok dan Sukamantri, memungkinkan untuk dijadikan zona percontohan pertanian organik. Kawasan ini juga kedepan selain menjadi tempat pembelajaran bagi petani lain serta bahan promosi untuk menarik perhatian konsumen dan investor.


Ketiga, Kolaborasi dengan Lembaga Pendidikan dan Pesantren. Beberapa pesantren dan sekolah harus mulai dilibatkan dalam program edukasi pertanian organik, baik melalui praktik langsung maupun kurikulum tematik. Hal ini menjadi strategi untuk melahirkan generasi muda petani yang sadar lingkungan dan inovatif. Pesantren bisa berpartisipasi dalam menyiapkan pendamping untuk nantinya disebar ke berbagai desa di kabupaten Ciamis. Keempat, Pemerintah daerah harus membuat regulasi yang membuat ekosistem pertanian organik bisa berjalan misalnya dengan membuat Peraturan Bupati yang mengharuskan desa mengalokasikan dana desa termasuk lahan pertaniannya untuk pertanian organik, menyiapkan pendamping yang mempunyai skill dan kompetensi dibidang pertanian organik untuk mendampingi para petani agar bisa berjalan dengan baik


Meski potensinya besar, pengembangan pertanian organik di Ciamis bukan tanpa tantangan. Beberapa kendala yang masih dihadapi antara lain: Kurangnya pemahaman dan keterampilan petani, Peralihan lahan dari kimia ke organik butuh waktu, Ketersediaan pendamping yang mempunyai skill dan kompetensi yang baik belum mencukupi, dan yang paling besar tantangannya adalah membuat ekosistem pertanian organik betul-betul berjalan dengan dukungan top down dengan instruksi langsung dari Bupati maupun buttom up dari masyarakat yang sadar akan pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Namun, dengan pendekatan partisipatif, edukatif, dan bertahap, serta dukungan dari berbagai pihak, tantangan tersebut harusnya bisa diatasi. Penguatan ekosistem pertanian organik memerlukan sinergi antara petani, pemerintah, akademisi, swasta, dan masyarakat luas


Hari ini dari jam 11 siang sampai jam 3 sore kami dari berbagai elemen dari mulai Pemerintah Daerah, berbagai dinas terkait, Gabungan Aksi Ciamis Cinta Organik, Founder Aliksa Organik, Asosiasi Pesantren dan Jaringan Tani HAMIDA yang diwakili Pesantren Raudhatul Irfan dan Pesantren Banyulana, semuanya duduk bersama merencanakan sebuah impian Ciamis menjadi percontohan nasional kabupaten yang menjadikan pertanian organik sebagai daya saing. Ciamis sedang dan akan terus menapaki jalan panjang untuk menjadi kabupaten dengan ciri khas pertanian organik. Langkah ini bukan hanya pilihan strategi ekonomi, tetapi juga bagian dari komitmen etis dan ekologis untuk melestarikan alam dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Jika konsisten dan terus berkembang, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan, “Organik dari Ciamis” akan menjadi label mutu dan keberlanjutan yang dikenal di tingkat nasional bahkan global.


Pesantren Raudhatul Irfan, Senin 11 Agustus 2025