Apa yang disukai bukan selalu maslahat dan 
begitupun sebaliknya

Penulis: Irfan Soleh

Hari ini tetiba ingin mentadabburi QS. Al-Baqarah: 216 yang artinya “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu sesuatu yang kamu benci. Tetapi boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” ayat diatas mengajarkan bahwa penilaian manusia tidak selalu sejalan dengan hikmah Allah. Sesuatu yang tampak tidak menyenangkan atau menyakitkan bisa saja membawa kebaikan dalam jangka panjang, dan sebaliknya, sesuatu yang tampak menyenangkan bisa membawa keburukan. lantas bagaimana para ulama menafsirkan ayat tersebut?

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa QS Albaqarah ayat 216 diturunkan dalam konteks perintah jihad, yang terasa berat bagi kaum Muslimin. Namun, Allah menegaskan bahwa di balik hal yang tidak disukai itu, terdapat hikmah dan manfaat besar, seperti mempertahankan agama, menjaga kehormatan, dan mendapatkan pahala. beliau juga membahas kaidah umum dalam kehidupan yaitu bahwa bisa jadi seseorang membenci sesuatu yang mengandung maslahat, dan mencintai sesuatu yang ternyata membawa kerusakan

Imam Al-Qurthubi mengatakan bahwa QS Albaqarah ayat 216 adalah dalil penting tentang keterbatasan pengetahuan manusia, dan bahwa kita harus berprasangka baik kepada Allah (husnudzan) dalam setiap takdir yang terjadi. Ayat tersebut memerintahkan untuk tunduk pada ketentuan Allah karena hikmah-Nya tidak selalu bisa dipahami oleh akal manusia. Kemudian Syaikh Abdurrahman As-Sa'di menyebut ayat ini sebagai kaidah agung yaitu Apa yang dibenci oleh jiwa tidak selalu buruk, dan ap
a yang disukai oleh jiwa tidak selalu baik. Maka tolok ukurnya adalah ilmu Allah dan bukan keinginan manusia

Hadis yang Sejalan dengan Makna Qs al Baqarah ayat 216 adalah Hadits Riwayat Imam Muslim yang berbunyi bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, seluruh urusannya adalah baik baginya. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur dan itu baik baginya. Jika ia mendapat musibah, ia bersabar dan itu pun baik baginya." (HR. Muslim no. 2999). Hadis ini menguatkan makna dari ayat, bahwa baik nikmat maupun musibah, jika dihadapi dengan iman, maka akan membawa kebaikan bagi seorang mukmin.

QS Al Baqarah ayat 216 mengajarkan kepada kita bahwa Sabar saat ditimpa musibah, karena bisa jadi ada kebaikan di dalamnya, kemudian jangan terlalu bergantung pada penilaian perasaan, karena bisa menipu, Menerima takdir dengan husnudzan kepada Allah. Berdoa dan berusaha, lalu tawakkal, karena hanya Allah yang Maha Tahu hasil akhirnya. Intinya Ayat ini merupakan pengingat penting bagi setiap Muslim bahwa Allah tahu yang terbaik, sedang kita tidak tahu. Maka jangan kecewa terlalu dalam terhadap sesuatu yang tidak sesuai harapan, dan jangan terlalu yakin bahwa apa yang kita inginkan pasti baik. Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya daripada hamba itu sendiri. Semoga Bermanfaat...


Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 22 Juli 2025