Al Ahzab; Panggung Nyata Keteladanan Rasululloh SAW
Penulis: Irfan Soleh
Pengajian Tafsir Jalalaen edisi Rabu 23 Juli 2025 membahas dalil dari Nilai-nilai IRFANI yang kedua, Rasululloh as a role model, yaitu QS Al Ahzab ayat 21. Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak mengingat Allah." Apa peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat ini? Apa saja bentuk keteladanan yang dicontohkan Rasululloh SAW sehingga Peristiwa ini menjadi salah satu momentum besar yang diabadikan oleh Al-Qur’an dan dijadikan pelajaran penting bagi umat Islam sepanjang zaman?
Pada bulan syawal tahun kelima Hijriah, orang-orang kafir paganis dan Ahli Kitab berkumpul di sekeliling Madinah untuk menyerang dan menghabisi Nabi Muhammad SAW. Perang ini dinamakan Al-Ahzab (yang berarti “sekutu”) karena melibatkan berbagai suku Arab dan Yahudi yang membentuk aliansi besar untuk menyerang Madinah. Jumlah mereka mencapai lebih dari 10.000 pasukan (ada yang mengatakan 12.000 bahkan 15.000 pasukan) , sedangkan kaum Muslimin hanya berjumlah sekitar 3.000 orang. Rasulullah ﷺ bersama para sahabat kemudian menggali parit (khandaq) di utara kota Madinah sebagai strategi pertahanan, sebuah taktik yang belum dikenal dalam tradisi perang Arab. Ide ini berasal dari Salman Al-Farisi, dan disambut baik oleh Nabi ﷺ.
Ketika Salman mengusulkan strategi menggali parit, Rasulullah ﷺ langsung menerima ide tersebut tanpa memandang asal-usulnya. Ini menunjukkan bahwa beliau adalah pemimpin yang menghargai pendapat, meskipun datang dari sahabat non-Arab. Hal ini membuktikan bahwa Rasulullah adalah Seorang pemimpin yang bijak terbuka terhadap saran dan tidak memonopoli keputusan. Rasulullah ﷺ tidak hanya memberi instruksi, tetapi ikut menggali parit, memanggul batu, dan menahan lapar bersama sahabat. Bahkan, perut beliau sampai diikat dua batu karena kelaparan. HR. Al-Bukhari meriwayatkan bahwa para sahabat melihat dua batu diikatkan di perut Nabi ﷺ, menandakan rasa lapar yang luar biasa yang beliau rasakan, namun tetap bertahan dengan sabar. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah Kepemimpinan yang dirasakan adalah kepemimpinan yang hadir bersama umat, bukan hanya dari balik perintah.
Saat pasukan menggali parit dan menghadapi batu keras, Rasulullah ﷺ memukulkan cangkulnya sambil bertakbir, lalu bersabda bahwa Syam, Persia, dan Yaman akan ditaklukkan oleh kaum Muslimin. Ini terjadi di tengah kondisi umat Islam dikepung dan kelaparan. HR. Ahmad dan Al-Hakim meriwayatkan bahwa setiap kali Nabi memukul batu, beliau mengabarkan kemenangan yang akan datang. Pelajaran nya yaitu Pemimpin yang sejati adalah yang mampu menanamkan harapan dan visi jangka panjang walau dalam kondisi yang gelap. Pengepungan berlangsung selama hampir satu bulan, dalam kondisi yang sangat sulit. Namun Rasulullah ﷺ tidak menunjukkan tanda-tanda panik. Beliau terus menguatkan iman pasukan dan mengajarkan keteguhan hati. Dalam Al-Qur’an, Allah mengabadikan kondisi kaum Muslimin saat itu: "Di sanalah orang-orang Mukmin diuji dan digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat." (QS Al-Ahzab: 11).Namun, Rasulullah tetap berdiri kokoh sebagai panutan yang menentramkan.
Kesimpulannya Perang Al-Ahzab bukan sekadar kisah peperangan, tetapi panggung nyata keteladanan Rasulullah ﷺ dalam seluruh aspek kehidupan: dari strategi, kepemimpinan, keberanian, hingga kelembutan hati. Beliau tidak hanya menjadi panglima, tetapi juga pelayan umatnya, guru spiritual, dan sumber harapan. Nabi ﷺ tidak hanya menunjukkan kehebatan strategi militer, tetapi juga akhlak mulia, kepemimpinan visioner, serta keteladanan dalam bersikap sabar, berani, mengayomi umat, Kepemimpinan Terbuka dan Mau Menerima Masukan, Turut Bekerja Bersama Pasukan, Menanamkan Optimisme di Tengah Ketakutan, Sabar dan Tegar Menghadapi Tekanan, dan tentunya beliau Bersandar kepada Allah dalam Doa. Sebagai umat Islam, kita diperintahkan untuk meneladani beliau dalam seluruh situasi kehidupan karena “Sesungguhnya dalam diri Rasulullah ada uswah hasanah (teladan yang baik)...”(QS Al-Ahzab: 21)
Raudhatul Irfan, Kamis 24 Juli 2025
0 Komentar